Kongres tersebut mendorong kaum perempuan untuk lebih aktif terlibat di dalam mewujudkan kesejahteraan terutama bagi kaum perempuan.
Bersamaan dengan semangat pemberdayaan perempuan di masa itu, di kota Solo telah ada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, juga pendidikan terutama untuk kaum perempuan. Salah satunya di sekitar daerah Kauman, Surakarta yang didukung oleh para pengusaha batik. Namun kegiatan belum benar-benar terorganisir. Hingga pada 23 Maret 1931 para tokoh wanita dari berbagai elemen menginisiasi untuk melembagakan kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam sebuah wadah yang bernama perkumpulan Nahdhotul Muslimaat atau disingkat NDM.
Dewasa ini perkumpulan NDM atas izin Allah SWT. terus bertahan dan berkembang, dan sekarang telah menjelma menjadi Yayasan Pendidikan Nahdhlotul Muslimat Surakarta atau disingkat NDM Surakarta. Yayasan Pendidikan NDM Surakarta saat ini menaungi sekolah-sekolah di antaranya TK NDM Surakarta, SD NDM Surakarta, MTs NDM Surakarta, dan KMI NDM Surakarta, yang juga merupakan pondok pesantren, yang sampai saat ini masih Istiqomah pada khithahnya, yakni menyelenggarakan pendidikan berdasarkan nilai-nilai Islam, ikut serta dalam menegakkan syi’ar Islam, serta pembekalan ilmu yang relevan dengan kebutuhan dan perkembangan jaman.